Sabtu, 29 Oktober 2011

Strategi Pembelajaran Al Qur’an


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Pengajaran Al-Qur’an
Pengertian pengajaran adalah sebagai berikut:
a.       Menurut Ki Hajar Dewantara pengajaran adalah pendidikan dan pengetahuan serta memberi kecakapan pada anak yang keduanya bisa bermanfaat buat hidup baik lahir maupun batin.[1]
b.      Pengajaran adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik semata-mata, yakni supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berfikir kritis, sistematis dan obyektif, serta terampil dalam mengerjakan sesuatu.[2]
Pengajaran dapat diartikan sebagai tindakan mengajar atau mengajarkan yang berarti bahwa terjadi proses transformasi pengetahuan dari pendidik pada anak didik secara berkesinambungan dan berulang-ulang, serta membutuhkan keseriusan dan berlatih setiap huruf-huruf dan bacaannya.
Adapun beberapa pendapat dalam pengertian Al-Qur‟an menurut istilah antara lain:
a.       Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya termasuk ibadah.[3]
b.      Pengertian Al-Qur‟an menurut Departemen Agama dalam Al-Qur‟an dan terjemahannya adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis dimushaf dan diriwayatkan dengan jalan mutawattir dan yang membacanya dianggap beribadah.[4]
c.       Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy, Al-Quran adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang ditulis dalam mushaf, yang berbahasa arab yang telah dinukilkan (dipindahkan) kepada kita dengan jalan yang mutawattir, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah disudahi dengan surat An-Nas.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran Al-Qur‟an adalah pemberian ilmu pengetahuan atau ketrampilan membaca dari seorang pendidik kepada orang lain (anak didik), sehingga anak didik dapat memiliki pengetahuan dan pengertian dalam membaca.[5]
Adapun pengertian lain pengajaran Al-Qur‟an adalah membimbing, melatih anak untuk membaca Al-Qur‟an dengan baik, dimana hal tersebut membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses berulang-ulang.[6]

B.     Metode Belajar Al Qur’an
Metode belajar Al Quran idealnya memiliki panduan tertentu dan dilaksanakan dengan konsisten. Konsistensi ini penting untuk membangun sistem metode yang kuat dengan prinsip memudahkan bagi murid. Namun pada kasus-kasus tertentu seorang guru Al Quran menghadapi kondisi yang khusus dan memerlukan penanganan berbeda. Kelompok belajar yang ditangani memiliki karakteristik yang beragam antar kelompok maupun secara internal kelompok belajar Al Quran sangat terbuka kemungkinan bersifat heterogen.
Guru Al Quran dalam menghadapi perbedaan karakter kelompok atau murid menghadapi tantangan untuk dapat menerapkan variasi-variasi metode belajar Al Quran. Variasi metode ini mengacu pada teori gaya belajar, yakni visual, auditori, dan kinestetik. Kabar baik bagi guru Al Quran bahwa metode belajar Al Quran pada dasarnya telah menerapkan tiga gaya belajar ini secara terpadu. Gaya belajar visual diterapkan pada saat murid memperhatikan tulisan pada alat peraga atau buku. Gaya belajar auditori diterapkan pada saat murid mendengarkan bacaan guru dengan Teknik 1 (guru membaca murid mendengar). Sedangkan gaya belajar kinestetik diterapkan pada saat murid menunjuk tulisan yang sedang dibaca pada buku.[7]
Keunikan metode belajar Al Quran adalah murid diajak untuk mempraktikkan gaya belajar ini secara bersamaan. Terutama gaya belajar visual dan auditori. Hal ini karena metode belajar Al Quran bersifat praktis. Murid dapat mencapai kompetensi jika menerapkan gaya belajar melihat tulisan, mendengar bacaan, menunjuk, dan yang lebih penting dari tiga gaya belajar ini adalah gaya belajar dengan lisan atau verbal. Gaya belajar lisan adalah gaya belajar inti yang harus diterapkan dalam semua bagian dari proses belajar Al Quran sebagaimana yang diterapkan oleh Rosululloh dan para sahabat beliau.

C.    Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.[8]
Istilah strategi sering digunakan dalam konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam kegiatan pembelajaran, Nana Sudjana mengatakan bahwa strategi mengajar adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat mempengaruhi siswa memperoleh tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.[9]

D.    Macam-Macam Strategi Pembelajaran Al Qur’an
Berikut adalah macam-macam strategi pembelajaran Al Qur’an:[10]
1.      Sorogan / Individual / Privat
Yaitu, murid membaca secara individu maju satu persatu kepada guru sesuai halaman masing-masing, selesai langsung pulang tanpa menunggu teman yang lain. Mengingat tidak ada pelajaran lain seperti : do’a harian, kalimah thoyyibah hafalan surat-surat pendek, bacaan sholat dan lain –lain, kecuali Al-Qur’an saja.
Kelebihan dan kekurangan metode Sorogan/Individual:
Kelebihan
·         Sangat baik untuk lembaga yang sangat minim guru dan fasilitas sementara murid melimpah.
·         Jumlah ruangan yang tidak mencukupi kebutuhan
·         Dalam satu kelas terdiri dari berbagai jilid
·         Konsentrasi penuh sehingga hasil bisa maksimal
Kekurangan
·         Tidak ada kompetisi diantara sesama murid
·         Sangat merugikan bagi lembaga yang punya fasilitas lengkap guru dan ruang cukup
·         Tempo belajar hanya beberapa menit saja, dari satu jam yang tersedia
·         Kesempatan untuk belajar mengoreksi bacaan teman tetutup
·         Kelas bising, sehingga anak belajar kurang nyaman
·         Jika bertempat di masjid atau mosholla, mengganggu para jamaah yang sedang beribadah.
2.      Klasikal Individual
Yaitu, mengajar dengan cara membagi waktu menjadi dua, sebagaian waktu digunakan untuk membaca secara bersama-sama (klasikal) selebihnya untuk individu, sesuai dengan kemampuan.
Misalnya:
·         10 – 15 % waktu untuk klasikal, misal hari ini pokok pelajaran I berikut latihannya dan esok hari pokok pelajaran II beserta latihannya, dst.
·         85 – 90 % waktu untuk individu sesuai dengan pelajaran masing-masing.
Kekurangan dan kelabihan metode Klasikal Individual:
Kelebihan:
·         Siswa lebih lancar membaca, sebab disamping membaca sendiri, juga menyimak temannya yang berarti membaca didalam hati
·         Cocok untuk lembaga yang lengkap fasilitasnya guru dan murid berimbang serta tempat atau ruang yang memadai
·         Kesempatan untuk belajar mengoreksi bacaan temannya lebih terbuka/lebih gampang
Kekurangan:
·         Ketika individual kelas cendrung tidak terkontrol
·         Waktu yang ada kurang maksimal


3.      Klasikal Baca Simak
Yaitu, mengajarkan secara bersama-sama setiap halaman judul dan diteruskan secara individu pada halaman latihan sesuai halaman masing-masing, disimak oleh siswa yang tidak membaca dan dimulai dari halaman yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Contohnya:
Mengajar TK jilid IV dengan jumlah santri 20 orang anak terdiri dari:
Pokok pelajaran I halaman 1 – 4 : 5 anak ( a, b, c, d, e )
Pokok pelajaran II halaman 5 – 6 : 5 anak (f, g, h, i, j )
Pokok pelajaran III halaman 7 – 9 : 5 anak (k, l, m, n, o )
Pokok pelajaran IV halaman 10 – 11 : 5 anak ( p, q, r, s, t )
Mulai dari pokok pelajaran I (halaman 1 – 4 )
- Halaman judul diterangkan dan diberi contoh beberapa baris sampai betul-betul faham.
- Semua anak membaca bersama-sama dua atau tiga baris awal pada halaman
judul, boleh juga separuh halaman judul
- Baris selebihnya dibaca secara bergantian oleh a – e, sampai halaman 4, masing-masing satu s.d dua baris dan disimak oleh anak yang lain bersama-sama gurunya
- A dan b lancar tanpa salah, maka meraka punya hak mengikuti pokok pelajaran II bersama-sama dengan f – j
- C dan D lancar sampai halaman 4 tapi ada salahnya 2 X, hari berikutnya langsung pokok pelajaran II
- Sedang e hanya mampu menyelesaikan sampai halaman 3, tidak lancar dan banyak salahnya, esok hari mengulangi lagi dari halaman yang tidak lancar tadi atau halaman yang banyak salahnya
- Jika ada bacaan yang salah anak yang lain menegur dengan cara mengucapkan kata “ salah “ sampai 2 X
- Begitu seterusnya pokok pelajaran II, III, IV dengan cara yang sama.
Langkah- langkah pembetulan kesalahan baca pada anak :
a.       Berikan kesempatan sampai 2 X lagi untuk memperbaiki kesalahan bacaan.
b.      Jika tetap masih salah juga, tanyakan kepada yang lainnya siapa yang bisa membaca dengan benar ?, apa salahnya ? dan bagaimana yang benar ? dan sebagainya
c.       Tidak ada satu muridpun bisa menjawab, guru membimbing menunjukkan tempat yang salah dan membetulkan bersama-sama.
d.      Dan jangan sekali-kali guru langsung memberikan bacaan yang benar, kecuali sangat terpaksa dan ini langkah terakhir
e.       Anak tersebut mengulanginya lagi dengan bacaan yang sudah diberikan.
Kelebihan dan kekurangan metode Klasikal Baca Simak:
Kelebihan
·         Siswa lebih lancar membaca, disamping lisan membaca juga menyimak (membaca dalam hati)
·         Suasana kelas tenang, PBM lancar dan enak.
Kekurangan :
Siswa yang merasa sudah bisa membaca, biasanya ogah-ogahan menyimak.

4.      Klasikal Baca Simak Murni (KBSM)
Semua siswa menerima pelajaran yang sama , dengan cara membaca bersama-sama setiap halaman judul, dilanjutkan membaca individu 1 – 2 baris pada halaman latihan secara bergantian ( dari halaman 1 – akhir ) pada pokok pelajaran tadi, yang lainnya menyimak bersama-sama dengan guru.
Dimulai dari pokok pelajaran awal sampai semua anak lancar, jika baru sebagian anak yang membaca, tapi halaman latihan pada pokok pelajaran habis, maka kembali lagi kehalaman pada pokok pelajaran I dan baru pindah kepokok pelajaran berikut setelah yang pertama tuntas.
Dalam metode ini guru bisa mengajarkan 2 s.d 3, bahkan 4 pokok pelajaran setiap hari. Jika seluruh halaman dalam buku sudah terbaca, maka siswa yang sudah mencapai LCTB diteskan. Sedang yang belum LCTB diulang dari awal lagi dengan cara seperti diatas, dan kenaikan tetap individu.
Contohnya :
Mengajarkan jilid II SD dengan jumlah murid = diatas
Mulai dari pokok pelajaran I
- Halaman judul diterangkan dan diberi contoh bebrapa baris sampai betul-betul paham
- Semua anak membaca bersama-sama dua atau tiga baris awal pada halaman judul, boleh juga separoh halaman judul
- Baris selebinya dibaca secara bergantian oleh seluruh anak, dari halaman 1 – 6, masing-masing satu s.d dua baris dan disimak oleh anak yang lain bersama-sama gurunya
- Jika memungkinkan untuk menambah pokok pelajaran brikut, hari itu juga ditambah dengan cara seperti pokok pelajaran I
- Hari esok tinggal melanjutkan pokok pelajaran berikutnya
- Anak yang baru masuk langsung ikut menyesuaikan yang lama.
Kekurangan dan kelebihan metode Kalsikal Baca Simak Murni :
Kelebihan :
·         Lebih lancar membaca
·         Menyimak terus
·         Kelas tertib dan PBM lancar
·         Lebih kritis terhadap bacaan teman-temannya
·         Lebih banyak berkonsentrasi
·         Pengajaran lebih fleksibel karena banyak pilihan
Kekurangan :
·         Tidak baik untuk jilid I TK Maupun SD
·         Wali murid susah mengetahui secara pasti halaman putrinya.



[1] Tim Penyusun PKP 3, Peranan Pondok Pesantren dalam Pembangunan, (Jakarta: Paryu Barkah, 1974), hlm. 1
[2] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Al-Qur’an Islam, (Bandung: Rosdakarya, 1995), hlm. 33-34
[3] Manaul Quthan, Pembahasan Ilmu Qur’an, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.  3
[4] DEPAG RI, Terjemahannya Bab I, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 16
[5] Lihat: lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/abstract/04110173.ps (tanggal 20 Juni 2011)
[6] Ibid. (tanggal 20 Juni 2011)
[7] Lihat: http://pembelajaranalquran.wordpress.com/2009/08/26/varias-variasi-metode-belajar-al-quran-menciptakan-pembelajaran-al-quran-yang-memudahkan/ (tanggal 5 Juni 2011)
[8] Lihat: http://smacepiring.wordpress.com/2008/03/10/beda-strategi-model-pendekatan-metode-dan-teknik-pembelajaran/ (tanggal 21 Juni 2011)
[9] Lihat: http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/chapter_ii/07110189.pdf  (tanggal 20 Juni 2011)
[10] Lihat: http://labquransdisabilillah.blogspot.com/ (tanggal 20 Juni 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar